- Jan Hugo dan lainnya - Kamus Kedokteran Besar - Aura
- Michal Drobný et al - Buku Teks Neurologi - Aura
- mayoclinic.org - Migrain dengan Aura
- verywellhealth.com - Gambaran umum tentang serangan aura
- webmd.com - Migrain dengan aura
- britannica.com - Migrain dengan aura
Apa itu aura? Penyakit apa yang sering menyertainya? + gejala lainnya
Aura terjadi pada gangguan kejang seperti epilepsi atau migrain, dan merupakan sensasi yang tidak biasa yang biasanya tidak terjadi.
Karakteristik
Aura adalah keadaan serangan epilepsi atau migrain yang akan datang, yang merupakan persepsi indrawi, yang tidak berasal dari lingkungan, tetapi dari sistem saraf pasien.
Aura dapat berupa sensasi visual (misalnya kilatan cahaya, api), pendengaran, penciuman, dari usus, dll.
Kata aura berasal dari bahasa Latin dan diterjemahkan sebagai angin sepoi-sepoi.
Sekitar 20-30% penderita migrain mengalami aura. Aura adalah fenomena neurologis sebelum terjadinya serangan. Aura biasanya berlangsung selama 5-20 menit, terkadang 60 menit.
Sakit kepala migrain biasanya dimulai setelah aura.
Aura merupakan gangguan penglihatan berupa cahaya putih, hitam dan terkadang berwarna (fotopsia), terkadang muncul garis-garis zig-zag (skotoma).
Beberapa pasien mengalami penglihatan yang kabur atau keruh seperti kaca yang berasap.
Pasien terkadang mengalami kesemutan pada jari dan lidah atau rasa tertusuk-tusuk pada tangan.
Halusinasi pendengaran, penciuman atau pencecapan dapat terjadi. Kadang-kadang pusing atau peningkatan kepekaan terhadap sentuhan (hipersensitivitas) juga terjadi selama aura.
Aura hanya terjadi pada jenis migrain klasik.
Aura adalah sinyal peringatan bagi pasien dengan migrain klasik atau epilepsi bahwa kejang akan segera terjadi.
Aura juga dikaitkan dengan gemetarnya tangan atau wajah. Kadang-kadang ada perasaan ingin muntah.
Aura pada migrain sering disertai dengan sakit kepala. Hal ini terjadi terutama pada orang yang berusia di atas 50 tahun.
Penyebab
Pemicu migrain dan epilepsi dengan aura bisa jadi:
- Stres
- Cahaya terang
- Makanan dan obat-obatan tertentu
- Tidur dan kualitasnya
- Menstruasi
- Alkohol
Manifestasi
Manifestasi subjektif dari aura meliputi:
- Bintik-bintik buta - skotoma
- Garis zig-zag
- Bintang yang terlihat
- Perubahan atau penurunan penglihatan
- Kilatan cahaya
- Kelelahan hingga mengantuk
- Gangguan emosional - kecemasan, ketakutan
- Merasa terpisah dari kenyataan
- Persepsi terhadap bau yang asing dan tidak dikenal
- Pusing
- Perasaan déjà vu
- Gangguan gastrointestinal (pencernaan) seperti mual (merasa mual) dan muntah
- Merasa sangat panas atau dingin
- Gerakan berulang pada wajah atau anggota tubuh (selain selama migrain atau serangan epilepsi)
- Kesemutan pada tungkai dan wajah
- Sensasi suara yang salah
- Mengantuk
- Ketidakmampuan untuk menilai jarak
- Penglihatan terowongan
Kondisi ini mirip dengan migrain dan epilepsi. Aura tidak selalu mendahului penyakit-penyakit ini.
Gejala terkait meliputi:
- Mati rasa pada separuh wajah atau tubuh
- Kesulitan berbicara
- Kelemahan otot
Fakta menarik
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter harus menyingkirkan penyakit lain, seperti stroke.
Aura dihasilkan sebagai gelombang kimia dan listrik yang melewati otak. Perubahan persepsi tergantung pada area otak yang terpengaruh.
Pada aura yang berhubungan dengan penglihatan, bagian korteks serebral yang bertanggung jawab untuk penglihatan terpengaruh.
Migrain dengan aura lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Keturunan juga berperan.
Komplikasi yang paling serius dari serangan migrain dengan aura adalah stroke. Aura digambarkan sebagai keadaan atau fase preictal (secara teknis merupakan fase kejang). Hanya 1% serangan yang berlanjut menjadi stroke.
Pasien harus menjelaskan kejadian selama aura kepada dokter. Dokter akan mendapatkan informasi tentang bagian otak yang berubah.
Beberapa pasien merasakan datangnya aura beberapa hari sebelumnya. Ini adalah prodrome dari kejang.
Serangan migrain atau epilepsi dikaitkan dengan aktivitas otak yang tidak normal. Aura digambarkan sebagai awal dari kejang. Aura mempengaruhi bagian otak yang bertanggung jawab untuk merasakan, melihat, dan mendengar.
Aura dapat didiagnosis dengan EEG (elektroensefalogram), yang merupakan metode non-invasif. Namun, tes ini tidak terlalu konklusif, karena aura hanya dapat bertahan selama beberapa milidetik.
Migrain dengan aura
Migrainadalah gangguan kejang, yaitu sakit kepala yang parah, sering kali unilateral, yang dipicu oleh penyempitan atau perubahan umum pada patensi pembuluh darah utama di otak, yang menyebabkan sakit kepala.
Migrain terkadang didahului oleh aura yang disebutkan di atas.
Epilepsi dengan aura
Epilepsiadalah gangguan kejang pada otak.
Ini terjadi ketika impuls listrik baru dihasilkan. Impuls ini disalurkan ke anggota tubuh. Ada beberapa jenis kejang, yaitu kejang kecil (petit mal) dan kejang besar (grand mal).
Terjadi kehilangan kesadaran, lidah tergigit dan gerakan tonik-klonik pada anggota tubuh (peningkatan ketegangan otot dan kejang).
Kadang-kadang penyebab epilepsi tidak diketahui, dan dapat terjadi karena penyakit otak lainnya (tumor, kondisi pasca stroke) atau tanpa penyebab yang jelas.
Kejang epilepsi terkadang dapat didahului oleh aura.
Pencegahan dan pengobatan
Tidak ada obat untuk aura saja.
Dianjurkan untuk menyepi ke ruangan yang gelap dan tenang.
Obat diberikan untuk mencegah serangan epilepsi atau migrain.
Antikonvulsan (obat anti-kejang), antiepilepsi, antimigrain digunakan.
Kadang-kadang diperlukan untuk mengobati muntah.
Antidepresan dan antihipertensi membantu pencegahan migrain dan epilepsi. Mereka menjaga dan menurunkan tekanan darah tinggi, yang dapat menyebabkan migrain.
Di luar negeri, anjing digunakan untuk pasien epilepsi. Beberapa ras dapat mendeteksi aura yang masuk dan membantu pasien. Setelah timbulnya aura, pasien dapat "bersiap" untuk serangan dan menghilangkan bahaya yang mengancam di sekitarnya.